Memaknai Cinta Sejati (Bag. II)

Sebagian pembaca mungkin kecewa karena di tulisan pertama saya sekedar cuap-cuap tak jelas kaitannya dengan tema tulisan. Mereka mungkin menganggap saya telah mempermainkan mereka. Seolah baru mencium aroma tak sedap dari makanan di hadapannya, mereka enggan untuk menyantapnya. Mereka tak sedikitpun tertarik untuk mengikuti seri berikutnya. Jangankan di seri kedua ini, baru satu atau dua alinea dari seri pertama saja mungkin mereka telah bergegas meninggalkan si penceramah tanpa suara itu. Maklum, selera orang berbeda-beda.
Saya cukup bersyukur karena orang-orang seperti di atas telah memberikan perhatiannya dengan meluangkan waktu untuk menghirup aroma tulisan. Sebagian lagi ada yang sama sekali tak melirik isinya. Hanya tahu dari judulnya saja mereka enggan untuk membacanya. Bahkan, mungkin ada lagi yang lebih menafikan wujud sang tulisan walau sekedar judul. Mereka sudah enggan hanya karena tahu siapa pencipta tulisan yang termaktub itu.
Namun, tentunya ada orang yang beruntung karena sudah melangkahkan kaki fikirnya hingga sejauh ini. Mereka adalah orang-orang yang beruntung karena diberi kesempatan menyimak yang tersurat bahkan hingga menyibak yang tersirat dari tulisan-tulisan saya. Tentu saja mereka beruntung karena saya khusus mendoakan mereka semoga mendapatkan sesuatu yang berharga, apapun itu.
Nah, sebelum mereka kecewa karena terlalu lama berbasa-basi, alangkah baiknya jika segera tampak tanda yang mengarah pada tema. Tentu saya takkan berniat mengecewakan mereka dengan hanya menampilkan judul yang diduga –dugaan juga– cukup menarik untuk disimak saja tanpa ada isi yang sesuai. Yang jelas, More

Memaknai Cinta Sejati

Saya barusan membaca sms seorang teman. Sms tersebut sudah lama sekali tinggal di inbox ponsel saya. Saya membaca kembali sms tersebut. Ternyata, saya memahami hal yang baru dari sms tersebut, sesuatu yang belum saya fahami ketika saya membacanya untuk pertama kalinya. Saya melakukan usaha penafsiran ulang, dan ternyata apa yang saya fahami saat pertama kali bukan hal yang mutlak. Nyatanya, sekarang saya memahami sesuatu yang lain, yang bisa jadi jauh dari penafsiran awal. Mungkin ini sama halnya ketika kita membaca kitab suci atau buku lainnya, selalu saja mungkin ada hal baru yang kita dapati.

Begitu juga ketika kata ‘cinta sejati’ dimunculkan. Mungkin, orang akan menganggap tulisan semacam ini sudah basi – ini dugaan saya -. Banyak pujangga yang bicara tentang hal itu. Lalu siapa saya yang bukan pujangga More